selamat
datang pada kawasan minapolitan PPI BULU. kawasan percontohan program
kementeria kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan
nelayan agar tidak hanya mengandalkan dari hasil tangkapan di laut.
sehingga nelayan dapat mendapatkan penghasilan tambahan ketika “paceklik” dalam istilah orang pesisir bulu.
“ra
ono koyo” ujar nelayan. sehingga pemanfaatan daerah kosong di perumahan
PPI Bulu. para nelayan dengan bantuan pihak PPI bekerjasama melakukan
budidaya ikan lele dan berbagai jenis ikan lain.
budidaya
lele di lakukan dengan cara diatas tanah melalui media kolam terpal
uk.jadi 2,5×2,5×1 meter kubik. sekarang sudah hampir lebih 20 kolam,dan 4
kolam milik karyawan. warga sekitar pun mulai berbondong-bondong
mengikuti kegiatan minapolitan PPI bulu. masyrakat nelayan yang memiliki
lahan kosong di rumah semua tertarik dengan budidaya ini. kami pun kan
memberi teknik budidaya lele,sebagai berikut:
Ikan
lele dumbo dapat hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai
dengan ketinggian lebih dari 700 meter di bawah permukaan laut. Sumber
air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau
sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dahulu.
Untuk parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan Ikan lele dumbo dapat dilihat dalam Tabel 1. berikut ini :
Tabel 1. Parameter kualitas air pemeliharaan lele dumbo.
| No | Paerameter | Nilai | Satuan |
| 1 | Suhu | 26 – 30 | 0C |
| 2 | pH | 6,5 – 8,5 | |
| 3 | CO2 | < 12,8 | mg/l |
| 4 | Kesadahan | 50 – 100 | mg/l |
| 5 | Oksigen terlarut | > 2 | mg/l |
| 6 | Amoniak (NH3) | < 0,01 | mg/l |
| 7 | Turbidity (kekeruhan) | 30-60 | cm |
Untuk
pembesaran di kolam terpal sebaiknya lokasi pembuatan kolam di tempat
yang teduh tetapi tidak berada dibawah pohon yang daunnya mudah rontok,
dapat memanfaatkan lahan pekarangan atau lahan marginal lainnya. Namun
bila budidaya dikembangkan dengan skala massa, harus tetap memperhatikan
tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya. Artinya, kawasan budidaya
yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah
setempat.
Kolam Terpal
Kolam
terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat
dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi
pada kolam tanah maupun kolam beton. Terpal yang dibutuhkan untuk
membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana
setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran.
Ukuran
terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar
kolam yang kita inginkan. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di
pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan
ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah
dimanfaatkan, tetapi kurang produktif.
Keuntungan dari kolam terpal adalah :
a. Terhindar dari pemangsaan ikan liar.
b. Dilengkapi
pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air
maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air
sesuai dengan usia ikan.
c. Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.
d. Lele
yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih,
dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan di wadah lainnya.
Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah sebagai berikut :
1. Usahakan lahan yang sedikit rindang, tapi jangan langsung di bawah pohon.
2. Terpal,
ukuran 4×3 meter (terpal jenis A3 lebih tebal), saat pemasangan
sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai
rangka/patok.
3. Bambu,
diperlukan bambu yang dibelah besar, dengan ukuran 2,2 meter sebanyak
kurang lebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10
belahan.
4. Tiang
patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan
lama, seperti tanaman hanjuangatau apa saja yang kuat. Jangan
menggunakan bambu karena masa pakainya terbatas.
5. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya.
6. Kawat, digunakan untuk mengikat terpal ke patok/bambu.
Setelah
semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai
untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di
atasnya. Lalu dirikanlah patok di empat sudut berbeda dengan ukuran
panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Kemudian pasang belahan bambu 4,2
meter untuk panjangnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu 3,2
meter untuk lebarnya. Pasang agak merapat agar rangka kolam kuat.
Setelah semua terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat
di dalam rangka tersebut. Ujung terpal di ikat kuat-kuat dengan kawat
ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air, maka pastikan rangka
kolam terpasang dengan kuat.
Peralatan Penunjang
Beberapa
jenis alat yang diperlukan diantaranya adalah timbangan, alat tangkap
(serok/lambit), ember dan lain-lain. Alat-alat tersebut biasanya dipakai
untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot
tubuh ikan.
Sebelum
digunakan, sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu. Pemupukan bermaksud
untukmenumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan
alami bagi benih lele. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang
(kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambahkan urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2.
Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 30-50 cm
dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi
cokelat atau kehijauan, yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik
yang tumbuh sebagai makanan alami lele. Kemudian secara bertahap
ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
Pertumbuhan
pakan alami pada media pemeliharaan (fitoplankton dan zooplankton) juga
dapat dibantu dengan penggunaan probiotik/bakteri organik yang telah
banyak tersedia. Penggunaan probiotik yang berlebihan (baik yang
dicampur dalam pakan maupun ditebar langsung pada badan air/kolam)
bukanlah tindakan yang bijak. Idealnya jenis dan takaran probiotik untuk
setiap kolam berbeda-beda, tergantung dari kondisi masing-masing kolam
berdasarkan hasil pemantauan berkala terhadap nilai pH (derajat
keasaman), DO (oksigen terlarut), salinitas, suhu serta tingkat
kejernihan air kolam, dan lainnya. Jenis dan kepadatan/konsentrasi
kandungan bakteri pada setiap merk produk probiotik berbeda-beda. Dengan
demikian penggunaannya pun hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pemakaian probiotik yang berlebihan justru tidak tepat sasaran.
PENEBARAN BENIH
Sebelum benih ditebar, sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KMNO4 (Kalium Permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
Penebaran
benih hendaknya dilakukan pada pagi/sore hari. Pada kedua kondisi ini
umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak
terlalu besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam tebar
cukup signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyamaan suhu air wadah
benih secara bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat
ditebarkan.
Kedalaman
air kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran
benih. Sedapat mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik
matahari secara langsung. Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung
dari wadah ke kolam. Cara yang sering dilakukan adalah menenggelamkan
sekaligus wadah dan benih ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati,
perlahan dan bertahap. Benih ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi
(walau sebentar) dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin
meskipun masih berada dalam wadahnya. Kemudian benih ikan dibiarkan
keluar sendiri-sendiri dari wadahnya secara bertahap menuju lingkungan
air kolam tebar yang sesungguhnya.
Benih
yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong
(wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru. Hal ini berarti bahwa
perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah
(kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 100-150
ekor/m2 yang berukuran 8-10 cm.
PEMBERIAN PAKAN
Pakan
yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein berkisar
antara 26-28 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan
dosis 3-5 % dari bobot total ikan dan frekuensi pemberiannya sebanyak
tiga kali sehari (pagi, siang dan sore).
Pemberian
pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berumur 2 minggu yaitu pakan
berupa bentuk serbuk halus. Penghalusan butiran lebih praktis
dengan menggunakan alat blender atau dengan cara digerus/ ditumbuk.
Kemudian setelah itu berangsur-angsur gunakan pelet diameter
1 milimeter barulah kemudian beralih ke pelet ukuran 2 milimeter (sesuai
dengan umur ikan lele). Hal ini dimaksudkan agar pelet dapat dicerna
lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir
terjadinya variasi ukuran ikan lele selama pertumbuhannya.
PEMANENAN
Pemanenan
ikan lele di kolam terpal dapat dilakukan dengan cara panen sortir atau
dengan panen sekaligus (semua). Panen sortir adalah dengan memilih ikan
yang sudah layak untuk dikonsumsi/sesuai dengan keinginan pasar,
kemudian ukuran yang kecil dipelihara kembali. Panen sekaligus biasanya
dengan menambah umur ikan agar ikan dapat dipanen semua dengan ukuran
yang sesuai keinginan pasar.
Ikan
lele akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 45-60
hari, dengan bobot antara125-150 gram/ekor dengan panjang 15-20 cm.
Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan
berkumpul di kemalir atau kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan
menggunakan waring atau lambit. Cara lain pemanenan yaitu dengan
menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan di dasar
kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk ke dalam
ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau
diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa
ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk
diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Ikan-ikan yang dipanen kemudian dipacking dalam
kemasan plastik untuk diangkut/dipasarkan, dengan terlebih dahulu
dilakukan pemberokan guna mengurangi kematian ikan sampai daerah
pemasaran.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar